Monday, July 25, 2011

Nikmatnya Umrah di Bulan Ramadhan

Umrah di Bulan Ramadhan
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
“Antara satu umrah dengan umrah berikutnya adalah penghapus dosa antara keduanya. Sementara haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”. (HR. Al-Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada seorang wanita dari kalangan Anshar:
فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Kalau bulan Ramadhan telah tiba, maka tunaikanlah umrah, sebab umrah di bulan Ramadhan menyamai ibadah haji.” (HR. Al-Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1258)


Penjelasan ringkas:
Umrah adalah salah satu amalan yang hanya bisa dikerjakan di Makkah, baik dia dikerjakan sendirian maupun dikerjakan bersamaan dengan haji. Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa memotifasi umatnya untuk melakukan umrah kapan saja mereka sanggup. Dan beliau mengabarkan bahwa umrah yang kedua akan menghapuskan dosa yang terjadi di antara dua umrah tersebut, dan demikian seterusnya. Ini pahalanya jika umrah dikerjakan di luar bulan Ramadhan. Maka bisa dibayangkan besarnya pahala umrah yang dikerjakan dalam bulan Ramadhan, mengingat semua pahala dilipatgandakan dalam bulan Ramadhan. Karenanya Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa berumrah dalam bulan Ramadhan setara dengan haji. Maksudnya sama dari sisi pahala, bukan artinya umrah dalam Ramadhan telah menggugurkan kewajiban hajinya. Dan keutamaan umrah di bulan Ramadhan ini tidak terbatas pada 10 hari terakhir Ramadhan, akan tetapi dimulai sejak awal bulan Ramadhan. (sumber:
http://al-atsariyyah.com/umrah-di-bulan-ramadhan.html)
Mengapa Umrah di Bulan Ramadhan pahalanya sama dengan Haji?
Penjelasan yang saya berikan sesuai dengan pengalaman saya sewaktu diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa melaksanakan ibadah Umrah di bulan suci Ramadhan. Saya melihat begitu semangatnya saudara-saudara Muslimin di seluruh penjuru dunia menunaikan ibadah ini, sampai-sampai Masjidil Haram pun tidak muat untuk mereka ketika melakukan Tawaf, dari pelataran Kakbah, lantai dua dan lantai tigapun penuh dengah jama’ah, dan saya pun lebih suka melakukan Tawaf di lantai dua karena kondisinya tidak begitu “suk-sukan” (padat merayap) dan kita bisa Raml (lari-lari kecil) pada tiga putaran pertama sesuai sunnah. Kita bisa bayangkan tujuh kali putaran dengan tiga putaran pertama Raml, pasti membutuhkan fisik yang luar biasa. Dan jika Tawaf ini dilakukan dalam kondisi puasa, maka capek dan haus yang sangat akan kita rasakan, sampai-sampai sering kali saya menelan ludah sendiri untuk menghilangkan keringnya mulut dan tenggorokan saya. Ditambah lagi dengan Sa’i yang hampir sama capeknya dengan Tawaf. Tetapi demi Allah Ta’ala, yang saya rasakan waktu itu bukan kecapekan akan tetapi nikmat yang laur biasa yang saya rasakan. Apalagi setelah azan Magrib dikumandangkan tanda waktu berbuka tiba setelah menunggu sekian waktu sambil tiduran di Masjidil Haram, nikmat yang saya rasakan jauh lebih nikmat, seteguk air zam-zam dan tiga butir kurma ditambah kopi arab yang khas rasanya sudah cukup untuk memulihkan tenaga dan melepas dahaga setelah hampir empat jam melakukan umrah.
Mungkin inilah salah satu faktor mengapa pahala umrah di bulan Ramadhan sama dengan pahala haji, dikarenakan dibutuhkan kesiapan fisik dan mental yang prima seperti halnya ketika kita melaksanakan ibadah Haji.

No comments:

Post a Comment